Kinanti Widiari's Portfolio

Kinanti Portfolio by Kinanti Widiari Lestari

Review film :Batman v Superman: Dawn of Justice (2016)


Film ini sepertinya memang sudah cukup ditunggu oleh penggemar DC Comics, atau pecinta Superman dan Batman.
Sejujurnya banyak yang mau saya bicarakan tentang film ini tumpah ruah dipikiran saya saat ini sampai saya bingung nulisnya. Mulai darimana dulu ya enaknya.

Durasi film 2 setengah jam nggak bikin saya jenuh untuk nonton, meskipun kebagian kursi di baris kedua dari bawah. Gambar dari film ini nggak perlu diragukan, memanjakan mata meskipun banyak CG effect. Rasa gelap dari awal sudah dirasakan saat film ini dimulai (iyalah gelap kan lampu bioskopnya dimatiin)

Adegan awal dibuka dengan flashback ke masa kecil Bruce Wayne. Saya merasa memang DC ingin memunculkan karakter Batman yang rapuh sejak tiga film terakhir. Berbeda dengan film Batman yang diperankan oleh Clooney atau Keaton jaman dulu. Kematian kedua orang tua Bruce diungkit lagi di film ini. Bruce Wayne memang agak psycho. Dia punya keinginan untuk membunuh orang, sifat yang bertolak belakang banget sama Superman alias Clark Kent.

Saya merasakan bahwa di film ini Batman sengaja digiring ke dunia Superman. Kemunculan Bruce Wayne dalam film ini dihadirkan saat Superman melawan Jenderal Zod dari film Man of Steel. Kemudian beralih ke 18 bulan kemudian ketika Metropolis menuntut tindakan Superman yang berakibat menewaskan banyak orang tersebut.
Menurut saya setting waktu di film ini jauh setelah film terakhir Batman dimana Bruce Wayne akhirnya berpasangan dengan Cat Woman. jadi ceritanya disini Batman sudah nggak dibutuhkan di Gotham City karena lampu Batman tidak lagi dihidupkan. Karakter yang ada di film Batman pun cuma ada Alfred. Jelas disini Batman ada untuk masuk ke dunianya Superman.

Superman sendiri lagi menghadapi tuntutan dari senator Finch (Holly Hunter) tentang tindakannya yang banyak merusak kota dan juga menewaskan banyak orang.
Sebenarnya ceritanya sederhana. Lex Luthor memfitnah Superman supaya terlihat jelek dimata masyarakat dan memancing emosi Batman buat berantem sama Superman. Batman disini emang rada labil juga sih kemakan  hasutan dari Lex Luthor. Alasan Batman marah sama Superman sebenarnya nggak kuat juga. Tapi dia segitunya sampe nantangin Superman. Batman emang pahlawan yang sisi gelapnya lebih menonjol dibandingkan kebaikan hatinya.
Agak nggak penting juga berantemnya. Batman sengaja pakai pakaian khusus yang bikin dia kayak robot gendut karena dia tahu kekuatannya pasti bakal kalah sama Superman.

Hal lain yang menurut saya juga aneh adalah saat Lex Luthor menculik ibunya Superman. Nah, dia kan kuat, punya pendengaran super, kenapa bisa nggak tahu coba ibunya disekap dimana atau ya cekik aja si Lex Luthor sambil diangkat keatas ancem kalo nggak mau kasih tau dilempar deh dari atas. Kayaknya Superman saking baiknya jadi naif sehingga mudah ditipu sedangkan Batman terlalu emosional jadi gampang dipanas-panasin. Yaudah deh ketemulah dua orang ini.

Kemunculan Wonder Woman sebenarnya angin segar untuk film ini. Datang untuk membantu Batman dan Superman mengalahkan monster buatan Lex Luthor. Kenapa musuhnya monster? karena ini dunianya Superman, butuh pahlawan yang cuma bisa mati pake batu kryptonite yang bisa ngelawan monster. Sedangkan musuh Batman kebanyakan penjahat kota yang terlibat politik. Batman emang nggak membantu banyak waktu berantem ngelawan monster ini. Kasihan sebenarnya sama Batman yang dijadikan kambing congek difilm ini. Dipaksa hadir untuk melawan Superman, dan akhirnya tetap Superman yang dapet nama baik.

Jadi yang bisa saya katakan adalah, judulnya nggak sesuai dengan filmnya. Pasti banyak yang mengira Batman akan melawan Superman sampai habis-habisan. Tapi ternyata nggak, itu hanya pancingan untuk musuh yang lebih besar dan untuk menggiring cerita agar ketiga pahlawan ini bertemu. DC ingin cepat-cepat memperkenalkan Wonder Woman. Karena setelah ini nampaknya DC tidak ingin kalah dengan Marvel dan mulai memproduksi film untuk karakter-karakter mereka. Berbeda dengan Civil War, Marvel sudah memulai cerita sejak The Avengers, hubungan antara karakter sudah dibangun sebelumnya. Sementara DC sepertinya terlalu terburu-buru.

Saya nggak menilai film ini jelek, saya suka dengan filmnya. Tetapi memang sepertinya banyak yang nggak nyambung di film ini. Seperti Batman yang awalnya mengejar penjahat kota yang  ternyata mengarah ke Lex Luthor, tapi justru dia menganggap Superman sebagai musuh. Konflik yang diciptakan antara Batman dan Superman nggak telalu kuat.

Ben Affleck yang memerankan Batman bisa dibilang cocok memerankan sosok Bruce Wayne yang bisa main mata dengan wanita, rapuh, dan memiliki keinginan membunuh. Banyak yang membandingkan dia dengan Bale, tapi menurut saya keduanya memerankan karakter Batman yang sama, yang dihantui masa lalu, rapuh, dan memiliki keinginan balas dendam.

Jesse Eisenberg memang pantas memerankan orang gila. Sejak menonton dia di Social Media sebagai pemilik Facebook, kemudian Now You See Me. Saya melihat memang karakter orang gila cocok dengannya. Dia mampu memerankan Lex Luthor dengan baik. Ada satu line yang saya suka sekali dari Lex Luthor :God is tribal, God takes sides! If God is all-powerful He can not be good, if God is good He can not be all-powerful! 

Apa kabar Amy Adams? Sebagai Louis Lane seperti biasa ia menunjukkan keras kepalanya. Karakter wanita kuat dan mandiri memang sudah nggak asing buat Amy Adams dan chemistry antara dia dan Henry Cavill semakin berasa di film ini.

Saya harus akui bahwa Gal Gadot telah mengalahkan kecantikan Louis Lane. Sebagai wanita yang sudah hidup seribu tahun, Gal Gadot mampu memerankan Wonder Woman dengan baik. Tidak terlalu banyak dialog memang, tetapi adegan actionnya melawan monster pasti membuat banyak penonton pria terpikat.

Saya harus berterima kasih pada Hans Zimmer karena telah membuat music score yang apik untuk film ini. Saya sangat suka backsound ketika Wonder Woman muncul diantara Batman dan Superman.

Apakah film ini harus ditonton? Ya kalau kalian adalah penggemar film superhero dan suka sekali dengan tokoh DC Comics sepertinya wajib banget nonton atau kalian teamMarvel yang sengaja ingin membandingkan dengan superhero punya Marvel juga wajib nonton.
Menurut saya DC comics cuma kalah start, yahh meskipun film DC sebelumnya Green Lantern tidak terlalu sukses juga.

Saya memberikan nilai 7/10 untuk film ini.

2 comments

  1. Banyak penton yang bilang kecewa sama filmnya. Bingung mau nonton atau tidak. takutnya kalau terlalu banyak dialog di awals aya bisa bosen. hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Film DC Comic sepertinya memang memiliki kesan superhero dewasa sih. Coba saja nonton, kalau bosan diawal langsung stop dan ganti film lain :D

      Delete