Kinanti Widiari's Portfolio

Kinanti Portfolio by Kinanti Widiari Lestari

Secangkir kopi di pagi hari


Sendu, rasanya saat nonton pertunjukkan teater. seperti mengorek kenangan lama yang dikubur didalam ingatannya membusuk bersama kenangan lain yang sengaja dilupakan.

Pertunjukkan Teater yang begitu dahsyat dan bergairah. Dulu dunia teater itu sangat dicintai dan diimpikan. tapi seperti mimpinya yang lain. dunia itu hanya ada dalam mimpinya.

setiap kali ia bercermin, ia bertanya kedalam dirinya sendiri apa yang benar-benar ia yakini sebagai keinginannya. bukan keinginan orang disekitarnya, bukan keinginan orangtuanya. tetapi apa yang ia yakini tidak benar-benar ia yakini. dia terlalu pengecut. dan mimpinya membusuk bersama luka dan kenangan lainnya, menunggu untuk hancur.

dulu IKJ itu begitu didamba dan dipuja, lalu sesaat tersadar "kamu mau jadi apa?"
kesenian itu cukup jadi hobi saja,tetapi jangan dijadikan pekerjaan. doktrin demi doktrin ia dengar, dan itu membuat dia yakin,membuat kepercayaannya hilang. dan apa yang dia perlihatkan sesungguhnya hanyalah ilusi.

frustasi dengan impiannya yang tidak jadi nyata, maka separuh hidupnya dia melakukan segalanya dengan penuh kepalsuan atau berakting. sadar bakatnya terbuang, maka dia juga membuang cita-citanya yang lain dan berusaha hidup normal.

apa itu hidup normal? gaya hidup yang dia berusaha mengerti. sayangnya dia sudah terlalu rusak untuk diperbaiki. dia sudah rusak.

tidak ada yang bisa kembali setelah segalanya dipertaruhkan dan dia tidak mendapat apa-apa. bahkan dia kebingungan mencari dirinya, ketakutan dengan bayang-bayang "hidup itu penuh persaingan,siapa yang kuat dia yang menang"

dia tidak lagi percaya pada hal-hal romantis lainnya, tidak kepada orang baik, dia hanya percaya pada rasa sakit dan pengkhianatan. dan percaya bahwa hal baik itu akan ia peroleh setelah kematian menghampirinya dan dia berada di surga. hal-hal lainnya hanyalah secangkir kopi di pagi hari, manis seperti impiannya, pahit ketika mengingat impian itu sudah membusuk bersama dengan kepercayaannya.

Apa kabar? saya kembali menulis


alhamdulillah yah sesuatu akhirnya bisa nulis lagi.Udah lama blog ini gak keurus sampe jamuran ya. barusan abis bersih-bersih, tapi berhubung bersihinnya manual jadi gak bersih bange. Banyak yang terjadi di hidup saya belakangan ini, salah satunya adalah sekarang saya udah jadi fans beratnya GIRLS GENERATION *penting ya dibahas*

jadi tuh mereka adalah salah satu girlband korea gitu, gatau dapet virus darimana ya ini, saya jadi demen banget sama korean pop deh sekarang. Emang sih dari dulu udah suka banget sama korea tapi lebih ke drama nya gitu.

eh, novel yang rencana saya bikin juga gak dilanjutin nih, mungkin karena selalu stuck pas di tengah-tengah ya? atau mungkin belum siap buat bikin sebuah epik yang menegangkan tapi ngayalnya ketinggian jadiny gagal mulu deh.

Beberapa lalu juga saya ngedaftar di radio buat jadi penyiar, sayang sekali gagal, daftar jadi anggota PSM(paduan suara mahasiswa) juga gagal, daftar disalah satu ukm kampus juga gagal.
Rasanya kayak gak guna aja waktu itu, kok semua semua gagal, pas dengerin lagu Fireworksnya mbak Katy Pery baru deh bisa semangat lagi *curhat dikit ya*
Life must go on kan masa cuma gara gara gitu aja gu putus asa sih, masih ada seribu jalan menuju Roma *duhileeh*

Emmm, dan sekarang saya udah mau semester empat aja, berarti kuliah udah hampir dua tahun gitu dan masih jomblo padahal usia udah hampir *** (disensor) #galaudadakan

Yaudah segitu dulu aja curhatnya.

Drama Taiwan terbaru Jerry Yan: Starlit


Starlit, drama Taiwan yang satu ini dimainin sama Jerry Yan. Pertamanya sih keliatannya gak oke gitu, ternyata setelah ditonton bagus banget. Ceritanya bener-bener hidup, beda sama sinetron kita yang makin lama makin gak berbobot. 


Ceritanya Zheng yu Wei seorang pianis hebat, yang tiba-tiba melarikan diri dari rumah, karena gak tahan sama ibunya. waktu lagi kabur dia ketemu sama cewek yang hampir ketabrak mobil di jalan, yang kemudian diketahui nama cewek itu Dong Siau lu. eh tapi malah A yu wei yang mengalami kecelakaan sampai dirawat dirumah sakit dan cidera pada tangannya yang hebat dalam memainkan piano. dokter memvonis bahwa A yu wei sudah tidak bisa lagi bermain piano. disisi lain, Ruisan pacar A yu wei sedang mencari Ayu wei yang kabur. setelah sembuh A yu wei melarikan diri lagi ke Shanghai dan ternyata bertemu kembali dengan gadis yang diselamatkannya, Dong Siau Lu, bahagia karena bisa bertemu lagi dengan orang yang telah menyelamatkannya tersebut, yang dia tinggalkna dirumah sakit karena kepindahannya ke shanghai. 



A yu wei malah marah dan memaki Siau Lu habis-habisan. Siau Lu gak menyerah buat bikin A yu wei percaya sama dia. Tahu bahwa A yu wei gak punya pekerjaan, maka Siau Lu memberikan pekerjaan di tempat kerjanya. lambat laun A yu wei bisa menerima Siau Lu sebagai teman, yang kemudian perasaan itu berubah menjadi perasaan cinta. 



Disisi lain Ruisan pacar a yu wei yang akhirnya mengetahui keberadaan a yu wei di shanghai menyusul a yu wei ke shanghai. ayu wei yang bertemu ruisan dan mendapatkan gadis itu ternyata telah bertunangan dengan sahabatnya sendiri dapat menerima kenyataan itu karena ia sudah mencintai siau lu yang sangat mengerti dirinya. 

Siau lu sendiri selalu mengatakan bahwa ia tidak punya perasaan apa-apa terhadap a yu wei, alasan sebenarnya adalah karena siaulu tidak mau menyakiti a yu wei, karena ia mengidap penyakit ALS, penyakit yang menyerang syaraf, yang membuat system kerja syaraf tidak berfungsi. 
seperti hidup didalam tubuh yang mati, sangat menyiksa karena jantung masih berdetak, otak berfungsi dengan baik, tapi tidak dapat menggerakkkan seluruh tubuh.


Endingnya pasti seru, drama taiwan ini cuma di tayangin sama Indosiar. sayangnya sekarang waktu penayangannya dipotong jadi 30 menit doang, padahal mendingan nonton starlit daripada nonton sinetron.

Ca Bau Kan (movie): Kisah cinta Feri Salim dan Lola Amaria



Sebuah film karya Nia Dinata, yang mengangkat tema sejarah bangsa ini di masa lalu tentang percintaan saudagar kaya raya keturunan cina dengan seorang “Ca Bau Kan” perempuan dalam bahasa cina Hokian. Percintaan yang dikemas apik dalam film berdurasi 110 menit itu menyuguhkan gambar-ganbar tentang kota jakarta di Tahun 1930-1960an. Sutradara mencoba menggambarkan keadaan beberapa tempat yang pengambilan gambarnya tidak dapat diambil di Jakarta melainkan di Lasem, Semarang, dan Ambarawa.

Film ini menjadikan Fery Salim dan Lola Amaria sebagai pemeran utamanya, mereka berdua bermain sangat baik dalam film ini, Fery Salim sebagai Tan Pe Liang Semarang seorang saudagar kaya raya keturunan Tionghoa asal Semarang yang datang ke Jakarta untung berdagang jatuh cinta kepada seorang Ca Bau Kan bernama Tinung yang Ia temui tidak sengaja saat ada acara perayaan di Betawi atau Batavia.

Setelah pertemuan pertamanya itu, Tan Pe liang sangat terkesan pada Tinung, dan menjajinkan banyak uang jika Tinung dapat menghiburnya. Pada saat itu Tinung yang sedang hamil anak pertamnya hasil dari suami pertamanya yang meninggal. Setelah melahirkan anak pertamanya Tinung mulai ikut sanggar penari congkek, dan mulai belajar menyanyi. Saat ada perayaan selanjutnya ia menari dan bernyanyi dengan sangat baik, dan memikat hati banyak orang. Tan Pe Liang menjadi tertarik, dan menginginkan Tinung untuk datang kerumahnya.

Tan Pe Liang sendiri sudah mempunyai 2 orang anak dan istri yang sedang sakit-sakitan. Hasil dari hubungannya dengan Tinung, menghasilkan seorang anak perempuan yang cantik. Akhirnya dengan persetujuan istri pertamanya Tan Pe Liang menikahi Tinung dan Tinung dibawa ke Semarang untuk dikenalkan kepada ibunya yang asli orang Semarang.

Di Batavia ada perkumpulan saudagar-saudagar Tiongkok yang bernama Kong Huan yang mengajak Tan Pe Liang ikut bergabung, namun ia tidak mau karena merasa mempunyai tujuan yang berbeda. Para pengusaha di perkumpulan Kong Huan menjadi geram dengan ulah Tan Peliang yang sombong dan angkuh ini. Lalu segala trik dilakukan agar Tan Pe liang tersingkirkan.

Beberapa tahun kemudian Tan Pe Liang tertangkap dengan tuduhan memalsukan uang. Setelah Tan Pe Liang tertangkap dan di penjara, kehidupan Tinung kembali seperti biasa dan merwat dua orang anaknya dengan sisa harta yang ia miliki. Tiba-tiba ada seorang belanda yang menginginkan kedua anaknya menjadi anaknya dengan bayaran yang cukup mahal, kontan Tinung bingung dengan tawaran itu, satu sisi ia butuh makan dan anaknya butuh jaminan untuk hidup senang tapi disisi lain ia sangat menyayangi kedua anak perempuannyaa itu.

Akhirnya kedua anaknya itu dibawa ke Belanda dan dibesarkan disana. Setelah beberapa tahun ada kabar bahwa Tan Pe Liang meninggal, yang ternyata hanya kamuflase untuk menghilangkan jejaknya saja. Ia pergi ke makau dan Thailand untuk berdagang dan memulai kembali usahanya disana. Setelah kepergian kedua anaknya dan ditinggal oleh suami tercinta kehidupan Tinung makin tak karuan, ia kembali menjadi Ca Bau Kan di Pasar Jodo. Saat pendudukan Jepang ia dijadikan Lanfu dan disiksa habis-habisan, sampai kedatangan Tan Pe Liang ke Batavia, Tinung ditemukan menjadi penghuni rumah sakit jiwa. Tan Pe Liang ternyata masih setia mencintai istrinya itu, maka ia kembali membwa Tinung dalam pelukannya.

Setelah kamum pemuda mampu menaklukan Jepang dan memproklamirkan kemerdekaan Tan Pe Liang dihadiahi sebuah Bank oleh kakak sepupunya yang asli orang Indonesia, banyak yang iri dengan keberhasilannya dan merencanakn pembunuhan atas dirinya, terutama pengusaha-pengusaha Kong Huan. Maka terlaksanalah rencana busuk mereka, seorang rekan bisnis Tan Pe Liang yang sengaja berpura-pura ingin membuat perjanjian bisnis ternyata meracunya dengan buah tangan yang ia bawa.

60 tahun kemudian, anak pertama Tan Pe Liang dan Tinung kembali dari Belanda mencari jejak kedua orang tua kandungnya, dan menemukan bagaimana kekuatan cinta mereka yang tidak terkalahkan oleh waktu dan keadaan macam apapun yang mencoba memetikan cinta mereka dan memisahkan mereka. Ia akhirnya mengungkap seua cerita duka kedua orangtuanya, dan memaafkan semua pelaku kejahatan kepada kedua orangtuanya tersebut. Cik Lan, menghadiahi keikhlasan melepas kedua orangtuanya yang tak pernah ia rasakan kehadirannya secara nyata namun ia begitu merasakan kasih sayang mereka abadi di dalam dirinya, karena kekuatan cinta kedua orang tuanya