Kinanti Widiari's Portfolio

Kinanti Portfolio by Kinanti Widiari Lestari

Review film: The Handmaiden/Agassi (2016)


Park Chan Wook kembali lagi dengan filmnya yang berjudul The Handmaiden atau Agassi. 
Film yang berdurasi hampir dua setengah jam ini memiliki dua sudut pandang. 


Menceritakan tentang kim Tae Ri yang berperan sebagai Sook-Hee/Ok Joo/Tamago seorang pencuri yang bekerja menjadi pelayan di rumah Hideko yang diperankan dengan baik oleh Kim Min Hee.

Film ini diadaptasi dari novel karya Sarah Waters yang berjudul Fingersmith yang terbit tahun 2002.
Sebelumnya saya sudah pernah menonton film Park Chan Wook. Baru dua sih, Oldboy(2003) dan Snowpiercer(2013). 


Park Chan Wook biasanya memberikan plot twist dalam filmnya. Sama seperti Oldboy, film ini juga membuat kita bertanya-tanya. 

Spoiler Alert!

Cerita dimulai ketika Sook-Hee yang kemudian berubah namanya menjadi Ok Joo atau yang dalam bahasa Jepang menjadi Tamago dibawa sebagai pelayan pribadi seorang wanita Jepang, Hideko. 

Hideko adalah wanita Jepang yang kaya raya dan tinggal bersama pamannya. Semua hal diatur oleh pamannya sampai Hideko merasa putus asa karena tidak mengerti urusan cinta dan pria. 
Hideko dihadapkan pada pilihan untuk menikah dengan seorang bangsawan bernama Fujiwara atau yang dipanggil dengan sebutan Baek Jang Nim yang diperankan oleh Ha Jung Woo. 
Tapi, Hideko tidak mengerti apa itu cinta dan sex. 

Sok Hee/Tamago sendiri adalah seorang pelayan palsu yang disewa oleh Fujiwara/Baek Jang Nim untuk menjadi pelayan setia Hideko dan meyakinkannya agar mau menikah dengan Fujiwara. 
Setelah berhasil menikah Baek Jang Nim akan memasukkan Hideko yang polos tersebut ke rumah sakit jiwa dan Sok Hee dijanjikan akan dibayar mahal serta mendapatkan pakaian serta perhiasan milik Hideko apabila rencana ini berhasil.

Di tengah perjalanan rencana ini. Tamago jatuh cinta pada majikannya. Perasaan terlarang yang ia coba buang jauh dan tetap terus meyakinkan Hideko bahwa ia harus menikahi Baek Jang Nim. Tetapi, Hideko bukanlah wanita polos yang bodoh seperti yang Tamago kira. Diam-diam Hideko juga menyimpan perasaannya pada Tamago. 
Setelah mereka akhirnya berdua mengetahui perasaan masing-masing rencana pun berubah.

Pendapat saya tentang film 

Sampai situ saja ceritanya, lebih lanjut bisa ditonton sendiri, karena nanti jadinya saya menceritakan seluruh isi film kan jadi nggak asik lagi.

Kalau diperhatikan, kita bisa menemukan bloopers dalam film ini. Adanya dua sudut pandang dalam film ini membuat saya mencocokkan adegan dan dialog yang sama pada sudut pandang pertama dan kedua. Sudut pandang pertama diambil dari Tamago, sedangkan yang kedua dari sisi Hideko. Kedua sudut pandang ini menjelaskan perasaan masing-masing. Tapi, ada perbedaan dialog yang diucapkan pada adegan yang sama. Coba deh nanti perhatikan aja ya pas nonton.

Kesalahan dalam dialog tersebut menurut saya bisa dimaafkan karena filmnya bagus. Saya suka cerita dan plot yang dibuat oleh Park Chan Wook ini. Awalnya saya mengira film ini hanya bercerita tentang penipuan, dan perebutan harta ternyata ada unsur sex di dalamnya dan itu mempengaruhi keseluruhan cerita. Menurut saya Park Chan Wook berani membuat sebuah film dengan cerita seperti ini. Meskipun Oldboy(2003) juga memiliki unsur sex, yaitu percintaan sedarah atau incest. Di sini Park Chan Wook membuat percintaan sesama jenis. 

Kim Min Hee memerankan Hideko dengan sangat baik. Kim Min Hee menjadi gadis yang polos sekaligus licik. Tidak ada ekspresi yang tidak sesuai dengan adegan yang ditunjukkan oleh Kim Min Hee. Biasanya kita bisa melihat akting yang kurang pas ketika seseorang berwajah polos memerankan penjahat atau yang berwajah antagonis memerankan peran protagonis. Tetapi, Kim Min Hee mampu menipu penonton. Saya tidak curiga sama sekali ketika di awal Hideko digambarkan sebagai wanita yang polos. 

Kim Tae Ri, seorang model yang membuat debut dengan film ini. Menurut saya akting Kim Tae Ri terkadang tidak pas (pada akhir film, ketika Hideko dan Tamago berada di kamar di atas kapal). Tetapi kemudian saya berpikir lagi, mungkin itu memang ekspresi canggung pelayan yang memiliki pengetahuan sedikit yang ingin digambarkan di film ini.
tetapi, Kim Tae Ri mampu mengimbangi akting Kim Min Hee dengan baik. Berperan sebagai pelayan yang sebenarnya baik namun licik berhasil diperankan dengan baik oleh Kim Tae Ri.

Fujiwara atau Baek Jang Nim diperankan oleh Ha Jung Woo. Ia sukses membuat karakter Baek Jang Nim yang tentunya tidak akan disukai oleh penonton. Meskipun pada awalnya Baek Jang Nim hanya menginginkan harta Hideko, namun akhirnya ia tertarik juga untuk meniduri wanita itu. Menjadi seorang Baek Jang Nim yang kemudian tertipu dan merasa bodoh dapat diperankan dengan baik oleh Ha Jung Woo.

Paman Kouzuki yang diperankan oleh Cho Jin Woong adalah karakter yang paling konsisten di film ini. Dari awal film ia adalah karakter antagonis. Seseorang yang dingin, memiliki fantasi tentang sex dan menjadikan keponakannya sebagai alat untuk membuatnya kaya adalah sosok paman yang tentunya tidak disukai. Kouzuki adalah orang Korea yang terobsesi menjadi orang Jepang yang kemudian membuatnya mengorbankan isterinya sendiri. 

Kim Hae Suk yang memerankan Sasaki juga tidak bisa diabaikan dari film ini. Meskipun perannya sebagai pemeran pembantu. Namun, akting Kim Hae Suk sebagai kepala pelayan yang dingin di sini dapat diperankan dengan baik. Seperti yang kita sering lihat di drama Korea Kim Hae Suk sering memerankan peran seorang ibu yang dingin atau jahat. Sesuai dengan karakter wajahnya, ia adalah aktris yang cocok memerankan karakter Sasaki.

Meskipun film ini memakai dua bahasa dalam dialognya, Jepang dan Korea tetapi, semua pemeran di film ini adalah aktor dan aktris Korea. Karena saya tidak mengerti bahasa Jepang saya tidak bisa mengomentari apakah pelafalan bahasa Jepang aktor dan aktris dalam film ini sudah baik. 

Secara keseluruhan saya menilai film in 8 dari 10. Film ini menantang penonton untuk berfikir. Memang bukan jenis film yang mudah menghibur penonton karena bertema drama. Tetapi ada beberapa adegan yang lucu. Selain itu kita dapat melihat bagaimana jika budaya Korea dan Jepang disatukan. Berbeda dengan Oldboy(2003) atau Snowpiercer(2013) yang memiliki akhir terbuka atau open ending atau mungkin gantung. The Handmaiden dapat memuaskan penonton yang menyukai akhir cerita yang bahagia. Menurut saya film ini memang bukan kisah tragis tetapi lebih ke cerita drama romantis dan dibumbui perebutan harta. 

No comments