Sepertinya Ridley Scott tidak ingin kalah dengan membuat film bertema luar angkasa. Memakai nama besar dua aktor yang sebelumnya juga bermain dalam film luar angkasa tahun lalu Jessica Chastain dan Matt Damon.
Perasaan setelah nonton film ini adalah...saya kecewa....
Kenapa gak ada yang mati di film ini?
Abis baca tulisan ini pasti ada penggemar The Martian yang ngomel karena saya bilang film ini biasa aja. Tapi, emang film ini nggak se 'waw' yang diomongin orang.
Film diawali dengan sebuah misi ke Mars yang dipimpin sama komandan Lewis (Jessica Chaistain) Saat misi sedang berlangsung tiba-tiba ada badai di Mars dan Lewis langsung nyuruh buat evakuasi kembali ke stasiun mereka Hermes. Dalam perjalanan menuju pesawat Watney (Matt Damon) terkena puing dari pemancar yang jatuh karena angin badai. Tubuh Watney terbawa angin dan sinyal dari seragamnya pun gak terdeteksi, jadi teman-temannya mengasumsikan Watney udah mati. Dengan berat hati Lewis mutusin buat ninggalin Watney.
Nah, ternyata Watney masih hidup. Tapi, teman-temannya nggak ada yang tahu. Watney berhasil mengirim pesan ke NASA kalau dia masih hidup.
Watney adalah seorang ahli Botani. Jadi dia menanam kentang di Mars untuk persediaan makanan sampai misi Mars selanjutnya tiba yang berarti masih 4 tahun lagi.
Inti dari film ini yang saya lihat adalah memuja science banget. Semua yang dilakukan Mark Watney untuk bertahan hidup di Mars karena dia pintar dan dia dibantu sama orang-orang NASA yang pintar.
Ngomongin soal visual di film ini.
Luar angkasa sempat ditunjukkin di beberapa adegan. Penampakan Bumi dari luar angkasa juga kelihatan indah. Saya suka adegan saat Johansen lagi treadmill dan pemandangannya adalah luar angkasa yang dipenuhin bintang.
Mars digambarkan sebagai tempat yang tandus, dan hampir tiap malam di Planet ini ada badai angin. Pengambilan gambar untuk setting Mars pasti nggak susah, Saya membayangkan Palo Duro Canyon State Park di Canyon, Texas. Bukit berbatu, tanah merah mirip dengan Mars.
Kehidupan Mark Watney setelah ditinggal sama teman-temannya. Dia baik-baik aja, nggak ada tekanan batin. Nggak menerima gangguan kejiwaan karena secara psikologis harusnya dia ngerasa down. iya nggak sih? ya pecinta drama seperti saya selalu suka hal-hal yang berlebihan. Tapi, kurangnya unsur drama di film ini bikin yang nonton ngerasa film ini garing aja gitu.
Nggak ada konflik di NASA. Mereka dengan cepat bikin misi buat nolongin Mark. Iya, ada sih perselisihan sedikit tapi itu pun nggak berasa drama.
Nggak ada drama diantara teman-teman Watney yang udah ninggalin dia. Mereka merasa bersalah tapi kayak nggak terlalu ngerasa bersalah. Komandan Lewis mukanya lempeng-lempeng aja. Terus pas mereka disuruh balik lagi jemput Watney dan mengundur waktu mereka pulang sebanyak 500hari mereka pun setuju-setuju aja demi solidaritas. Ya harusnya apa kek gitu ada yang nggak setuju satu orang karena dia egois dan nggak mau mati. Ini misi penyelamatan yang kemungkinan berhasilnya 50%. Masa demi satu orang ngorbanin lima orang lainnya.
'Intinya film ini nggak ada unsur emosionalnya. Semuanya lancar'
Yang aneh lagi waktu Badan Antariksa China (NCSA) bilang kalau mereka sebenarnya bisa membantu NASA. Jadi, waktu NASA mau ngirim roket buat ngirim persediaan makanan ke Mars. Roketnya meledak. Nah, NCSA teknologinya lebih canggih dan bisa bantu sebenernya. Tapi, NCSA juga punya misi sendiri yang udah direncanain dari lama kalau mereka bantuin NASA nyelametin Watney maka misi mereka ini harus dikorbankan alias batal. Jadi pilih misi buat negara atau nyelametin orang Amerika, gitu intinya. Direktur NCSA bilang ke wakilnya supaya ngerahasiain hal ini dari NASA. Ajaibnya nggak berapa lama NASA berkunjung ke China dan mereka bikin kerjasama buat nyelametin Watney.
Penyelematan Watney juga kurang epik. Harusnya terjadi sesuatu kayak bahan bakar mereka abis atau salah satu awaknya meninggal. Tapi misi penyelamatan itu digambarkan dengan sangat mudah. Mereka berhasil memutar Bumi dan ngambil persediaan makanan yang dikirim sama China dan NASA tadi. Kemudian Mark Watney berhasil mencapai MAV dengan mudah.
- Nggak ada drama yang bikin kita kasihan sama Mark yang ditinggalin di Mars.
- Atau perasaan kesal ke salah satu tokoh yang keras kepala dan egois.
- Direktur NASA emang diawal sempat nyebelin. Tapi akhirnya dia jadi baik.
- Endingnya, Watney berhasil diselamatkan semuanya senang.
Tadinya saya berharap perselingkuhan Beck dan Johansen bisa bikin drama di film ini muncul. Tapi, ternyata perselingkuhan mereka cuma sebatas curi-curi pandang, dan berakhir saat Johansen nyium helm nya Beck. Udah gitu doang.
Pertemuan kembali Watney dan teman-temannya bikin saya tersenyum sih. Tapi nggak terlalu mengharukan.
Untuk film tentang bertahan hidup di luar angkasa saya lebih suka Gravity (2013) bukan karena karakter utamanya cewek tapi karena kesan manusiawinya lebih dapet. Matt Damon disini kurang ngerasa takut, iya mungkin dia emang berusaha menikmati keadaan supaya nggak depresi. Tapi, ketakutan Sandra Bullock di Gravity, kemudian setelah dia merasa putus asa dia bisa balik lagi dan percaya bisa pulang ke Bumi itu yang lebih manusiawi.
Interstellar jelas lebih memanjakan mata. Dan, dengan cerita yang lebih epik.Secara keseluruhan film ini bagus. Tapi, berasa ada yang kurang sama film ini.
By the way kenapa saya kasih judul Once again Matt Damon gets left behind? Karena sebelumnya di Interstellar dia juga ketinggalan kan.
Dan film ini kayaknya bakal selalu dibandingin sama Interstellar karena dua pemainnya juga pernah bermain di Interstellar.
Meskipun saya suka karya Nolan. Tapi, Ridley Scott juga sutradara hebat. Filmnya kayak Kingdom of Heaven, Gladiator, American Gangster itu bagus-bagus, bahkan Gladiator menang 5 Oscars. Kayaknya juga Scott ini suka pakai Russel Crowe tapi, mungkin buat film The Martian dia udah ketuaan. Cuma saya kecewa sama filmnya dia yang Exodus:Gods and Kings, dan Robin Hood.
No comments